RAKYAT ACEH | REDELONG – Dua puluh dua tahun sudah berlalu sejak bara konflik Aceh mereda, namun bagi H. Misradi MS, luka itu tetap menganga. Mantan Ketua Pembela Tanah Air (PETA) Kabupaten Bener Meriah ini masih mengingat jelas satu malam penuh teror yang mengubah hidupnya pada 2003 silam.
Kala itu, senja baru saja merayap di Kampung Jongok Janarata, Kecamatan Bandar. Misradi, yang tengah berada di gudang Pabrik Trimaju miliknya, tiba-tiba dikepung sejumlah pria bersenjata. Mereka adalah kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang tengah memburu “uang perjuangan”.
Tanpa banyak kata, Misradi dibawa ke Kampung Pilar Jaya. Di tempat itulah ia dihadapkan pada tuntutan yang tak masuk akal — uang tebusan sebesar Rp 500 juta. “Nyawa saya terancam. Tidak ada pilihan selain menuruti,” kenangnya dengan tatapan yang menerawang jauh.
Uang itu bukan miliknya pribadi. Itu adalah hasil penjualan kopi milik para petani Bener Meriah. “Bayangkan, uang setengah miliar di tahun itu… semuanya raib,” ujarnya lirih.
Merasa tak sanggup menanggung beban moral kepada petani, Misradi melapor kepada Bupati Aceh Tengah kala itu, Drs. H. Mustafa M. Tamy, MM. Sang bupati pun bergerak, mengirim surat kepada Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan Menteri Sosial RI pada 11 Juni 2003. Surat yang menembus hingga ke Presiden RI, Panglima TNI, Kapolri, dan jajaran pemerintah provinsi.
Rapat-rapat digelar. Tokoh ulama, Muspida, dan masyarakat duduk bersama. Namun harapan itu kandas—anggaran daerah tak mampu menutup kerugian. Proposal ganti rugi ke pemerintah pusat pun tak kunjung berbuah.
Kini, di usianya yang tak lagi muda, Misradi kembali bersuara. Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan Kapolres Bener Meriah, Kajari, dan Dandim, namun tak ada titik terang. “Banyak bantuan korban konflik sudah digelontorkan, tapi saya tak pernah tersentuh. Saya hanya ingin keadilan. Uang itu milik rakyat,” tegasnya.
Bagi Misradi, Rp 500 juta itu bukan sekadar angka. Itu adalah titipan jerih payah petani kopi yang tak pernah kembali. Dan hingga hari ini, luka lama itu belum juga sembuh.