Harga Emas di Banda Aceh Hari ini Rp5.5 Juta Per Mayam  

Rakyat Aceh| Banda Aceh – Harga emas di Banda Aceh sempat mengalami penurunan sejak awal pekan ini.

Tia, salah seorang pedagang emas di Pasar Aceh, menyebutkan bahwa harga emas per mayam hari ini, Jumat (30/5/2025), Rp5.500.000, dari harga sebelumnya Rp5.700.000 pada pekan lalu, belum termasuk dengan ongkos pembuatannya.

Meskipun demikian, kondisi pasar belum menunjukkan geliat yang berarti. Para pedagang emas mengaku bahwa turunnya harga belum berdampak signifikan terhadap volume pembelian. Aktivitas jual beli masih berjalan seperti biasa, tanpa lonjakan berarti yang umumnya terjadi saat harga emas menurun tajam.

“Memang ada penurunan. Tapi kalau ditanya apakah ada peningkatan pembeli? Ia normal seperti biasa, seperti minggu-minggu sebelumnya,” ujar Tia saat ditemui Harian Rakyat Aceh di tokonya, Toko Mas Abadi, Pasar Aceh.

Penurunan harga emas ini, menurut Tia, berkaitan erat dengan situasi harga emas global. Ia menyebut bahwa fluktuasi harga di tingkat internasional akan selalu berpengaruh terhadap harga jual emas di pasar lokal, termasuk di Banda Aceh.

“Kalau di pasar harga turun, ya di sini ikut turun,” katanya.

Lebih lanjut, Tia mengungkapkan bahwa jika dibandingkan dengan bulan lalu, saat harga emas sempat menyentuh angka Rp6.400.000 per mayam, maka harga saat ini memang jauh lebih rendah. Namun, anehnya, penurunan tersebut belum mampu mendorong masyarakat untuk kembali aktif berbelanja emas. Sebaliknya, keraguan dan sikap hati-hati justru masih mendominasi perilaku konsumen.

“Sekarang uda turun sepi. Banyak yang datang cuma tanya-tanya. Ada yang bilang, tunggu turun lagi. Ada juga yang bilang masih mau lihat kondisi ke depan,” jelasnya.

Hal ini menunjukkan bahwa perubahan harga emas belum cukup kuat untuk menjadi pemicu utama meningkatnya transaksi pembelian di pasar. Masyarakat tampaknya menunggu kepastian ekonomi dan tren harga yang lebih stabil sebelum memutuskan untuk membeli emas, baik untuk keperluan pribadi maupun sebagai bentuk investasi.

Menurut Tia, tren pembelian emas di Banda Aceh memang mengalami perubahan signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Ia mencatat bahwa masyarakat saat ini lebih berhati-hati dalam menggunakan uang, bahkan untuk keperluan yang sebelumnya dianggap rutin, seperti membeli emas untuk tabungan, hadiah, atau keperluan adat.

“Sekarang banyak yang jual emas lama, mungkin untuk kebutuhan rumah tangga atau biaya anak sekolah. Jadi kami sering lebih banyak beli emas dari orang, bukan jual,” katanya.

Fenomena menjual kembali emas lama menunjukkan adanya tekanan ekonomi di tingkat rumah tangga, di mana masyarakat terpaksa mencairkan aset mereka untuk memenuhi kebutuhan dasar. Hal ini juga menjadi indikator bahwa ketidakpastian ekonomi masih membayangi sebagian besar warga, sehingga mereka memilih untuk menahan pembelian dan lebih fokus pada kebutuhan mendesak.

Tia menambahkan bahwa saat ini tren pembelian emas lebih didominasi oleh kebutuhan tertentu seperti mahar pernikahan, seserahan, atau hadiah keluarga. Kegiatan-kegiatan ini masih berlangsung karena bersifat budaya dan sosial, tetapi jumlah pembelian umumnya sangat kecil.

“Kalau orang beli sekarang, paling untuk nikah atau seserahan. Itu pun cuma satu-dua gram. Pembeli besar jarang sekali,” ucap Tia.

Pola konsumsi masyarakat terhadap emas kini lebih pragmatis dan terbatas. Sementara di masa lalu emas sering dibeli dalam jumlah besar sebagai bentuk investasi atau simpanan jangka panjang, saat ini kecenderungannya lebih mengarah pada pembelian fungsional yang berkaitan langsung dengan momen-momen penting dalam kehidupan.

Sebagai pedagang, Tia pun berharap agar harga emas dapat kembali stabil seperti sebelumnya. Stabilitas harga dinilainya sangat penting untuk menggerakkan kembali roda ekonomi, khususnya di sektor perdagangan emas. Ia percaya bahwa dengan harga yang wajar dan stabil, minat masyarakat untuk membeli emas juga akan meningkat.

“Kami berharap harga emas bisa normal seperti dulu, sehingga perputaran ekonomi juga baik, jual beli jalan, sekarang sepi,” harapnya.(Mag04)