Mahasiswa Aceh Suarakan Referendum dan Merdeka di Kantor Gubernur Aceh 

RAKYAT ACEH | BANDA ACEH– Ratusan mahasiswa Aceh dari beberapa universitas di Banda Aceh tergabung dalam Gerakan Aceh Melawan (GAM), menyuarakan Referendum dan Merdeka serta membawa bendera Bintang Bulan dalam aksi ke Kantor Gubernur Aceh, pada Senin (16/6) pagi.

 

Kata-kata Referendum dan Merdeka itu jelas tertulis dalam spanduk warna putih yang dibentangkan oleh peserta aksi demo. Begitu juga sejumlah bendera Bintang Bulan sebagai bendera Aceh yang sudah disahkan dalam Qanun Aceh Nomor 3 tahun 2013, terlihat berkibar dalam aksi Mahasiswa Aceh Melawan.

 

“Kami datang bukan hanya untuk pulau, tapi untuk Marwah Aceh yang telah diinjak-injak, jika negara ini masih peduli pada perdamaian, maka kembalikan Pulau Panjang, Mangkir Gadang, Mangkir Ketek, dan Lipan. Jangan mainkan administrasi atas tanah kami,”tegas M. Risky, selaku orator aksi dari atas mobil komando.

 

Aksi mahasiswa itu juga

mendesak Pemerintah Pusat untuk segera mengembalikan empat pulau ke wilayah Aceh. Kemudian, menuntut Presiden Prabowo mencopot Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

 

Karena, akibat Keputusan Mendagri yang dikeluarkan oleh Tito telah mengusik kedamaian Aceh dan membuat ketegangan wilayah administratif antara Aceh dan Sumut.

 

Mahasiswa Aceh yang menyuarakan referendum dan mengibarkan bendera Bulan Bintang, yang merupakan simbol Gerakan Aceh Merdeka (GAM), menunjukkan aspirasi kuat untuk menentukan nasib sendiri. Ini bisa jadi respons terhadap berbagai dinamika sosial, politik, dan ekonomi yang dialami masyarakat Aceh. Referendum bagi sebagian warga Aceh mungkin dianggap sebagai solusi untuk mencapai keadilan, kesejahteraan, dan otonomi lebih besar. (adi/ra)