RAKYAT ACEH I MEULABOH – Organisasi Nelayan di Kabupaten Aceh Barat kecewa berat dengan bentuk pelayanan pihak
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Meulaboh. Nelayan mengaku kerap mengalami kesulitan saat pengurusan surat atau dokumen kapal boat mereka.
Wakil DPP Panglima Atjeh Divisi Rumoh Aspirasi Nelayan Aceh, Deni, di Meulaboh, Rabu (24/9/2025), dalam keterangan tertulisnya, mengaku tergolong sulit dan berbelit-belit proses pengurusan kelengkapan administratif kapal boat nelayan di KSOP Kelas IV Meulaboh.
“Sayang nelayan mengalami kesulitan jika berurusan dengan pihak KSOP Kelas IV Meulaboh, khususnya kami nelayan Kecamatan Johan Pahlawan,” ucap Deni.
Kesulitan yang dihadapi kalangan nelayan, dicontohkan Deni, seperti saat proses pengurusan pas besar yang selama ini bukan hanya tergolong rumit, namun juga sulit di akses di tingkat Kabupaten Aceh Barat.
“Sebenarnya ini juga akibat minim nya edukasi pihak KSOP Kelas IV Meulaboh kepada nelayan, sampai nelayan merasa kesulitan saat proses pengurusan izin administratif armada nya,” perjelasnya.
Deni mengaku telah beberapa kali mendampingi beberapa nelayan saat proses pengurusan pas besar atau pas kecil, tapi pihak KSOP di bidang ukur seperti nya tidak mengindahkan tata cara berlaku dan terkesan berbelit-belit.
“Ini merupakan bentuk pembodohan publik yang dilakukan pihak KSOP Meulaboh,” nilai Deni.
Organisasi Nelayan di Kabupaten Aceh Barat ini, bakal menyurati Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (DITJEND HUBLA) agar dapat mengevaluasi kinerja KSOP Kelas IV Meulaboh dalam melayani masyarakat nelayan.
“Apa mungkin karena terlalu terlena dengan hubungan bisnis kerjasama di bidang tambang batubara, sampai pihak KSOP Meulaboh lupa dengan urusan masyarakat kecil seperti nelayan,” kecam Deni.
Kondisi demikian, sambung Deni, telah menjadi persoalan buruk bagi kalangan nelayan yang selalu sulit untuk mengakses izin administratif, di tambah lagi sering ditemukan pegawai KSOP Kelas IV Meulaboh tidak hadir dan susah ditemui, terutama petugas bidang ukur.
“Yang paling kacaunya, nelayan juga sulit saat meminta contoh bahan acuan suratnya. Jangan seperti itulah, jangan perlu ada apa-apa nya dulu, baru mau di respon,” perjelas Deni.
Ia berharap Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dapat mengevaluasi kinerja KSOP Meulaboh secara menyeluruh agar tidak menjadi kesenjangan sosial yang berkelanjutan bagi kalangan nelayan kecil.
“Tolong DITJEND HUBLA respon, kondisi keresahan demikian sudah bertahun-tahun dirasakan nelayan di Aceh Barat,” tutup Deni.(den)