BRIN Eksplorasi Pengetahuan Lokal Keuneunong di Aceh Selatan dan Aceh Besar

RAKYAT ACEH | KOTA JANTHO – Dalam rangka pelestarian dan revitalisasi pengetahuan lokal sebagai bagian penting dari sistem ketahanan pangan berkelanjutan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Iklim dan Atmosfer melaksanakan Riset Eksplorasi Pengetahuan Lokal Kalender Budidaya Pertanian Tahun 2025, dengan fokus pada sistem pengetahuan tradisional masyarakat Aceh yang dikenal sebagai keuneunong. Penelitian berlangsung di Gampong Alurambot, Kabupaten Aceh Selatan pada Senin 23 juni 2025 dan Gampong Ateuk Anggok, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Kamis 26 juni 2025.

 

Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Elza Surmaini, S.P., M.Si. (BRIN), didukung oleh tim peneliti lintas disiplin dari berbagai institusi, yaitu Prof. Dr. Phil. Abdul Manan, S.Ag., M.Sc., MA (UIN Ar-Raniry Banda Aceh), Dr. Yeli Sarvina, S.Si., M.Sc, Yudi Riadi Fanggidae, S.Si., M.Si (BRIN), Rhino Ariefiensyah, S.Sos., M.E.A.P. (Universitas Indonesia), dan Manguji Nababan, S.S., M.A. (Universitas HKBP Nommensen).

 

Penelitian ini bertujuan menggali, mendokumentasikan, dan mengkaji ulang peran keuneunong sebagai pedoman masyarakat lokal dalam menentukan siklus tanam, panen, serta pengelolaan pertanian yang berbasis pada tanda-tanda alam seperti posisi bintang, arah angin, dan pola cuaca.

 

“Pengetahuan lokal seperti keuneunong adalah aset budaya dan ekologis yang sangat bernilai. Dengan mendekati petani dan tokoh lokal sebagai sumber utama, kita bisa memahami cara pandang yang holistik terhadap alam,” kata Dr. Elza Surmaini.

 

Hal senada disampaikan Keuchik Gampong Ateuk Anggok, Syarbini, yang melihat riset ini sebagai bentuk penghormatan terhadap kearifan lokal. “Anak-anak muda sekarang banyak yang tidak tahu tentang keuneunong. Dengan riset ini, semoga pengetahuan ini tidak hilang dan bisa diturunkan lagi ke generasi berikutnya. Kami berharap hasilnya bisa kembali memperkuat cara kami bercocok tanam yang lebih cocok dengan kondisi di sini, terutama masalah irigasi yang sering menghambat” tuturnya.

READ  Kakakanwil Kemenag Aceh Resmi Buka MATSAMA di MTsN 1 Model Banda Aceh

 

Para informan yang diwawancarai pun memberikan respon positif. Yusaini, seorang petani senior dari Ateuk Anggok, menyampaikan bahwa keuneunong telah membantunya menghindari kerugian selama bertani. “Kalau kita tanam padi tidak ikut keuneunong, bisa saja datang angin timur waktu padi baru berbunga. Bisa gagal panen.”

 

Sementara itu, Cut Bit Mahdi Daud, seorang Tuha Peut dari Ateuk Anggok, menambahkan bahwa keuneunong juga mengatur kehidupan sosial. “Ada waktu-waktu yang bukan cuma dilarang tanam, tapi juga dilarang nikah atau buka lahan. Semua itu ada alasannya, bukan mitos kosong,” jelasnya.

 

Prof. Abdul Manan menekankan pentingnya integrasi keuneunong dalam literasi pertanian dan iklim. “Tradisi seperti keuneunong adalah sistem pengetahuan lokal yang valid dan punya struktur ilmiah tersendiri. Ini bukan warisan mistis, tapi metode adaptif yang teruji oleh waktu,” katanya.

 

Ke depan, hasil riset ini akan dibukukan, dibuat dalam bentuk basis data digital, serta direkomendasikan dalam pengembangan program pertanian berbasis komunitas. Selain itu, BRIN mendorong agar keuneunong menjadi bagian dari strategi adaptasi perubahan iklim berbasis lokal.

 

Keuneunong adalah bahasa alam yang diterjemahkan oleh leluhur petunjuk hidup yang lahir dari langit, dipraktikkan di ladang, dan diwariskan melalui lisan.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar

  1. Penelitian ini sangat penting untuk melestarikan kearifan lokal seperti keuneunong. Dr. Elza Surmaini dan timnya telah melakukan upaya yang luar biasa dalam mendokumentasikan pengetahuan ini. Keuchik Syarbini juga memberikan dukungan yang besar dengan harapan agar generasi muda dapat memahami dan melanjutkan tradisi ini. Para petani seperti Yusaini dan Cut Bit Mahdi Daud telah membuktikan manfaat keuneunong dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana cara terbaik untuk menyebarkan pengetahuan ini ke generasi muda agar tidak terlupakan? German news in Russian (новости Германии)— quirky, bold, and hypnotically captivating. Like a telegram from a parallel Europe. Care to take a peek?