Harga Cabai Mahal, IRT Mengeluh dan Budidaya Hortikultura Solusinya

RAKYAT ACEH I MEULABOH – Harga cabai merah melambung tinggi Rp 90 ribu/Kg, sejumlah ibu rumah tangga (IRT) menjerit kemahalan. Keuchik Gampong Kuta Padang, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat berkeyakinan jika program budidaya tanaman hortikultura di lahan pekarangan rumah berjalan, kondisi lonjakan harga tidak bakalan sampai terjadi atau memberatkan warganya.

“Aduh sayang juga lihatnya, tiga hari ini, kalangan ibu-ibu rumah tangga menjerit harga cabai merah terlalu mahal, mencapai Rp 90 ribu/Kg,” ucap Keuchik Gampong Kuta Padang, Safrizal, Senin (22/9/2025).

Ia berkeyakinan, jika program budidaya tanaman hortikultura di area pekarangan rumah berjalan, kondisi lonjakan harga cabai merah tidak akan sampai terjadi atau memberatkan masyarakat.

“Jika warga memiliki stok cabai merah di rumah, pasti daya beli bakal lemah, cabai bakal banjir di pasar. Efek hukum ekonominya, tentu harga bakal tetap stabil,” perjelas Safrizal yang akrab disapa Ngoh Jal.

ia juga merincikan, dari satu polibet tanaman cabai merah mampu menghasilkan 8 ons cabai. Jika satu rumah memiliki 15 – 20 polibet, maka rata-rata kediaman warga, minimal tersedia stok belasan kilogram cabai merah yang dapat dipanen untuk setiap kebutuhan rempah-rempah di dapurnya.

Hasil pemahaman demikian, di tahun 2025 ini, Ngoh Jal menjalankan secara bertahap program pemanfaatan area pekarangan. Mengandalkan dana desa, ia mulai menyemai 2000 polibet cabai dan 1500 polibet terong.

“Memanfaatkan dana desa ini, juga diperkuat dengan keputusan Menteri Desa Nomor 3 Tahun 2025 tentang panduan penggunaan dana desa untuk ketahanan pangan dalam mendukung swasembada pangan,” perjelasnya.

Namun di tahap awal ini, dari hasil jumlah bibit yang disemai hanya mampu menutupi kebutuhan warga yang tergabung dalam kelompok tani binaan BUMDES Kuta Padang. Per Kepala Keluarga (KK) bakal menerima 10 – 15 polibet bibit, sesuai luas area pekarangan rumah.

READ  Dekatkan diri dengan Masyarakat, Brimob Aceh Gelar Aksi Sosial di RSUD Sultan Iskandar Muda

Sementara jumlah KK Desa Kuta Padang mencapai 1900 KK lebih, dari jumlah tersebut, sedikitnya 500 keluarga masuk kategori KK prioritas.

“Tahun 2026 akan dijalankan secara maksimal program budidaya hortikultura di pekarangan rumah ini, agar mampu menampung target 500 KK prioritas,” detail Ngoh Jal.(den)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *