RAKYATACEH | BIREUEN – Suasana haru dan khidmat menyelimuti Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen pada Ahad, 01 Juni 2025/05 Dzulhijjah 1446 H, dalam penyelenggaraan Penghargaan Bintang Qur’an ke-VII oleh Pesantren Tahfizhul Qur’an Putri Aisyiyah Bireuen.
Dengan mengusung tema, “Mengukir Prestasi Menjadi Hafidzah Teladan, Menuju Peradaban Islam Penuh Kejayaan”, acara itu menjadi bukti nyata komitmen pesantren dalam mencetak generasi perempuan penghafal Al-Qur’an yang berprestasi dan berakhlak mulia, sekaligus kontribusi besar dalam membangun peradaban Islam yang berkemajuan.
Acara itu dibuka secara resmi oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bireuen, dr Athaillah Al Lathief Sp OG.
Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa para penghafal Al-Qur’an adalah cahaya peradaban dan tonggak kebangkitan umat.
“Mereka bukan sekadar penghafal, namun penjaga kalam ilahi yang akan membawa umat ini menuju kejayaan. Dan luar biasa, Pimpinan Daerah Aisyiyah Bireuen telah menunjukkan peran besar dalam membimbing para guru di SMP Tahfizhul Qur’an Putri Aisyiyah untuk terus maju, profesional, dan penuh semangat dalam mendidik generasi Qur’ani,” ujarnya penuh semangat dan haru.
Hadir pula dalam acara penuh makna itu, tokoh-tokoh perempuan Aisyiyah Kabupaten Bireuen, di antaranya Nur Sa’adah SPsi MM, selaku Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Bireuen, Saudah Ahmad SPd, selaku Sekretaris Umum PDA Bireuen, serta Elfida Mansoer, Koordinator Dikdasmen PAUD PDA Bireuen.
Beberapa anggota majelis lainnya turut hadir memberikan dukungan dan doa bagi keberlangsungan dan kemajuan pesantren serta para santriwati.
Dalam laporannya, Kepala Sekolah SMP Tahfizhul Qur’an Putri Aisyiyah Bireuen, Astrini Ayu Putri SPd, menyampaikan bahwa tahun ini penghargaan diberikan kepada santriwati berprestasi tidak hanya dalam bidang tahfizh, namun juga dalam akademik dan karakter.
Ia mengungkapkan kebanggaannya atas capaian luar biasa dari santriwati kelas IX, di mana 6 ananda dinyatakan lulus dengan prestasi hafalan tertinggi 18 juz, diraih oleh Arsya Zhilla, putri dari Abi Yusliannur dan Umi Gita Andeva.
“Ini adalah bukti bahwa dengan bimbingan yang istiqamah, para santriwati mampu mengukir prestasi luar biasa,” tuturnya.
Disebutkan, tahun ini, tercatat 20 dari 31 santriwati berhasil menyelesaikan target tahunan hafalan, sebuah pencapaian signifikan dibanding tahun sebelumnya.
Menurut Astrini, hal ini menunjukkan bahwa semangat belajar, kedisiplinan, dan kesungguhan para santriwati dalam menjaga dan menguatkan hafalan Qur’an terus meningkat dari waktu ke waktu.
Sebagai bagian dari rangkaian acara, para santriwati menampilkan beragam persembahan seni dan literasi Islami, seperti iklan tiga bahasa (Arab, Inggris, dan Indonesia), drama tiga bahasa, serta musikalisasi puisi yang menggugah hati para tamu undangan.
Penampilan tersebut menegaskan bahwa pendidikan Qur’ani di pesantren tersebut tidak hanya fokus pada hafalan, tetapi juga penguatan karakter, ekspresi budaya, dan keterampilan berbahasa. Acara dipandu dengan cemerlang oleh dua santriwati berbakat, Mazaya Shalihah dan Mutiara Nafisah, yang tampil percaya diri dan fasih berbahasa.
Yang paling mendebarkan dari keseluruhan acara adalah momen pertanggungjawaban hafalan, yaitu ketika para santriwati naik ke panggung untuk diuji secara langsung hafalan Al-Qur’annya. Proses ini dipandu oleh Leni Erliana MPd, selaku Koordinator Tahfizh SMP Tahfizhul Qur’an Putri Aisyiyah Bireuen, dan didampingi oleh Helmi Bustami, guru tajwid para santriwati.
Leni dengan mata berkaca-kaca menyampaikan rasa bangga melihat kemantapan hafalan santri. Setiap ayat yang keluar dari lisan mereka, adalah amanah besar yang dijaga dengan cinta dan kedisiplinan.
Kehadiran orang tua santriwati, guru, dan para tamu undangan semakin menambah kehangatan suasana. Tak sedikit hadirin yang menitikkan air mata melihat santriwati mereka berdiri di atas panggung dengan penuh percaya diri mempertahankan hafalan Qur’an yang telah mereka bangun selama bertahun-tahun. Momen ini menjadi puncak kebanggaan dan bukti nyata dari perjuangan panjang yang tidak sia-sia.
Acara Penghargaan Bintang Qur’an ke-VII tahun ini bukan sekadar seremonial tahunan, tetapi menjadi wadah penyemangat sekaligus perayaan akbar bagi semangat menuntut ilmu, menjaga Qur’an, dan meneladani akhlak Rasulullah.
Pesantren Tahfizhul Qur’an Putri Aisyiyah Bireuen telah membuktikan bahwa dengan sinergi antara guru, orang tua, dan lembaga, akan lahir generasi Hafidzah teladan yang siap membawa peradaban Islam menuju kejayaan yang sesungguhnya.
Dengan penuh syukur dan harapan, acara ditutup dengan doa bersama, mengharap keberkahan atas setiap ayat yang dihafal dan diamalkan. Semoga acara ini terus menjadi inspirasi dan motivasi bagi generasi muda muslimah lainnya untuk terus mencintai dan menjaga Al-Qur’an dalam kehidupan mereka. (akh)